Jumat, 03 Juni 2011

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SASTRA MELALUI PTK, LESSON STUDY, DAN CASE STUDY

Pemandu: Drs. Sumiyadi, M.Hum (Universitas Pendidikan Indonesia)

Pengantar (Asikin Hidayat) :
Naskah berikut ini ditulis oleh Sumiyadi untuk keperluan Seminar Pembelajaran Sastra yang diselenggarakan oleh Komunitas Majalengka (KSM) di Majalengka pada bulan Oktober 2010 yang lalu.

1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan profesi?
Upaya mengembangkan atau meningkatkan kualitas atau mutu suatu profesi. Seseorang yang memiliki suatu kualitas/mutu profesi disebut sebagai seorang profesional

2. Apa yang dimaksud dengan profesi?
Profesi adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan yang menjadi sumber penghasilan kehidupan. Suatu profesi memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan tertentu.
3. Betulkah guru Bahasa Indonesia memenuhi syarat sebagai sebuah profesi?
• Pekerjaan? 
• Sumber penghasilan kehidupan? 
• Keahlian/kemahiran/kecakapan? 
• Ada standar mutu/norma tertentu? 
• Perlu pendidikan tertentu? 
• Simpulan:
Guru yang profesional = guru yang bermutu/berkualitas.

4. Mengapa guru harus profesional/berkualitas?
• Guru yang berkualitas merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas; hampir semua bangsa di dunia ini selalu mengembangkan kebijakan yang mendorong keberadaan guru yang berkualitas.
• Salah satu kebijakan yang dikembangkan oleh pemerintah di banyak negara adalah kebijakan intervensi langsung menuju peningkatan mutu dan memberikan jaminan dan kesejahteraan hidup guru yang memadai.

5. Apa penanda guru Bahasa Indonesia yang profesional atau berkualitas?
1) Memiliki kualifikasi akademik memadai (S-1/D-4)
2) Memiliki Kompetensi paedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian
3) Memiliki Sertifikat pendidik (melalui setifikasi (portofolio/ PLPG, atau PPG)
4) Sehat jasmani dan rohani
5) Memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
6. Apa yang dimaksud dengan kompetesnsi?
Kemampuan guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran dan pendidikan.
Kompetensi dapat pula diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

7. Apa saja kompetensi profesional?
Guru mampu
• menyusun karya tulis ilmiah
• mengembangkan kurikulum di sekolah
• menciptakan karya seni
• menciptakan teknologi tepat guna
• mengembangkan alat peraga pendidikan
8. Apa saja kompetesi paedagogik?
a. Memahami peserta didik
b. Merancang pembelajaran (bidang studi)
c. Melaksanakan pembelajaran
d. Evaluasi hasil belajar
e. Pengembangan peserta didik
9. Apa saja kompetensi sosial?
a. Berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sejawat, orangtua/wali
b. Dengan masyarakat bergaul secara efektif
1)Mengembangkan hubungan secara efektif dengan peserta didik, sejawat, orangtua/wali dan masyarakat
2) Bekerjasama secara efektif dengan peserta didik, sejawat, orangtua/wali dan masyarakat
10. Apa saja kompetensi kepribadian?
a. Memiliki kepribadian mantap dan stabil
1)Bertindak sesuai dengan norma hukum
2)Bertindak sesuai dengan norma sosial
3)Bangga sebagai pendidik
b. Memiliki kepribadian dewasa
1)Menampilkan kemandirian dalam bertindak
2)Memiliki etos kerja
c. Memiliki kepribadian arif
1)Tindakan didasarkan kepada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat
2) Keterbukaan dalam berpikir dan bertindak
d. Memiliki kepribadian yang berwibawa
1) Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik
2) Memiliki perilaku yang disegani
e. Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan
1) Bertindak sesuai dengan norma religius
2) Memiliki perilaku yang menjadi teladan siswa
11. Siapa guru sastra?
Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajarkan materi kesastraan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

12. Mengapa pengembangan profesi guru sastra melalui PTK, lesson study, dan case study?
• Karena model ini merupakan cara belajar yang dianggap efektif bagi guru Bahasa Indonesia—bahkan guru mata pelajaran lain-- dalam peningkatan kompetensi profesionalnya secara kolaboratif melalui kajian pembelajaran yang komprehensif dan berkelanjutan menuju terciptanya komunitas belajar di sekolah dan di KKG/MGMP. Pengkajian pembelajaran yang dimaksud adalah suatu pengkajian menggunakan pendekatan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), Lesson Study dan Case Study.
• Pada dasarnya ini merupakan model penerapan penelitian tindakan kelas oleh guru sastra yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan pembelajaran. Tahapan pelaksanaannya dimulai dari kajian pengajaran, identifikasi masalah, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, pengumpulan dan analisis data, refleksi dan tindak lanjut, sampai dengan pelaporannya. Untuk memperkaya khazanah penelitian tindakan kelas, pendekatan kolaboratif dalam tahap perencanaan, pelaksanaan perbaikan pembelajaran, dan refleksi dintegrasikan dengan Lesson Study . Selain itu, teknik studi kasus (Case Study) dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam observasi dan refleksi.

13. Apa yang dimaksud dengan kajian pengajaran?
• Kajian pengajaran merupakan langkah awal untuk membuka cakrawala guru tentang proses belajar mengajar dari tiga aspek, yaitu aspek kurikulum, aspek bidang studi atau materi ajar, dan aspek praktik pembelajaran. Melalui kajian pengajaran, guru sastra dapat melakukan observasi dan menganalisis proses belajar mengajar secara cermat. Guru sastra diharapkan dapat mengidentifikasi beragam masalah dalam proses belajar mengajar dan melakukan praktik pembelajaran dengan memperhatikan kesesuainnya dengan isi kurikulum, materi ajar, pendekatan, metode, media, dan strategi pembelajaran.

14. Apa yang dimaksud PTK?
• Penelitian Tindakan Kelas, adalah penelitian reflektif yang dilaksanakan secara siklis (berdaur) oleh guru atau dosen. PTK dimulai dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Jika hasil refleksi menuntut adanya tindak lanjut maka penelitian dimulai dari pencanaan lagi.

15. Apa yang dimaksud dengan Lesson Study?
• Lesson Study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui peng¬kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Lesson Study di Indonesia dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: Plan (merencanakan pembelajaran), Do (melaksanakan yang diobservasi), dan See (merefleksikan berdasarkan hasil observasi).

16. Apa yang dimaksud dengan Case Study?
• Rangkuman pengalaman pembelajaran (pengalaman mengajar) dalam bentuk narasi yang ditulis oleh seorang guru/dosen dalam praktik pembelajaran mereka di kelas yang dapat memberikan contoh nyata tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh guru pada saat mereka melaksanakan pembelajaran.

17. Apakah guru harus melaksanakan PTK, Lesson Study, dan Case Study secara terpisah?
• Tidak . Ketiganya dapar disinergikan dan dikolaborasikan. Beberapa langkah PTK dapat dikembangkan dengan prinsip lesson study dan case study.

18. Apakah sinergi dan kolaborasi PTK, lesson study, dan case study adalah sebuah model baru?
• Bukan. Model tersebut telah dikumbangkan dalam program BERMUTU (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading) atau peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru atau suatu program digagas oleh Ditjen PMPTK, Ditjen DIKTI, Balitbang Depdiknas dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah Belanda (melalui Dutch Trust Fund) dan Bank Dunia (pinjaman lunak melalui IDA Credit dan IBRD Loan), serta dana pendampingan yang berasal dari Pemerintah Pusat dan Daerah. Program ini telah telah berlangsung dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 yang dilaksanakan di 75 Kabupaten/Kota di 16 provinsi.

19. Apa saja materi ajar sastra?
• Materi sastra terdiri atas pengalaman dan pengetahuan sastra. Pengalaman sastra dapat bersifat apresiatif dan ekspresif, sedangkan pengetahuan sastra bersifat keilmuan.

19. Apa contoh kegiatan apresiasi sastra?
• Membaca karya sastra (puisi, cerpen, novel, naskah drama, skenario film)
• Menonton pergelaran sastra (baca puisi/cerpen, rampak puisi, monolog puisi/cerpen, dramatisasi puisi/cerpen/cerita rakyat/novel, musikalisasi puisi, pementasan naskah drama, menonton film sastra/ekranisasi)
• Menulis tanggapan/respons terhadap pembacaan atau pergelaran sastra
21. Apa kegiatan ekspresi sastra?
• Menulis karya sastra (puisi, cerpen, novel, naskah drama, skenario film)
• Menuliskan kembali/menyadur cerita rakyat berbahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia
• Mengalih bentuk puisi ke dalam lukisan/kaligrafi
• Mempergelarkan karya sastra (baca puisi/cerpen, rampak puisi, monolog puisi/cerpen, dramatisasi puisi/cerpen/novel, mendongeng, pentasa drama, membuat film ekranisasi (dari karya sastra ke film)

22. Apa contoh pengetahuan sastra
• Teori sastra
• Kritik sastra
• Sejarah sastra
• Sastra bandingan
• Filologi
• Folklor
23. Apa keterkaitan materi sastra dengan kurikulum di sekolah lanjutan?
Materi sastra di sekolah harus diturunkan dari standar isi berupa SK/KD.Berdasarkan KD kita dapat menyusun materi yang diperlukan.

24. Apa saja kompetensi dasar di sekolah lanjutan?
Kompetensi sastra si SMP adalah agar siswa mampu
• 5.1 Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan
• 5.2 Menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang
• 6.1 Bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gestur, dan mimik yang tepat
• 6.2 Bercerita dengan alat peraga
• 7.1 Menceritakan kembali cerita anak yang dibaca
• 7.2 Mengomentari buku cerita yang dibaca
• 8.1 Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
• 8.2 Menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar
• 13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi
• 13.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan
• 14.1 Menanggapi cara pembacaan cerpen
• 14.2 Menjelaskan hubungan latar suatu cerpen (cerita pendek) dengan realitas sosial
• 15.1 Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi
• 15.2 Menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak baik asli maupun terjemahan
• 16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam
• 16.2 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami
• 5.1 Menanggapi unsur pementasan drama
• 5.2 Mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama
• 6.1 Bermain peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa
• 6.2 Bermain peran dengan cara improvisasi sesuai dengan kerangka naskah yang ditulis siswa
• 7.1 Mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama
• 7.2 Membuat sinopsis novel remaja Indonesia
• 8.1 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide
• 8.2 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama
• 13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan
• 13.2 Menjelaskan tema dan latar novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan
• 13.3 Mendeskripsikan alur novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan
• 14.1 Mengomentari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)
• 14.2 Menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)
• 15.1 Menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan)
• 15.2 Mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi
• 16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
• 16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan
• 5.1 Menemukan tema dan pesan syair yang diperdengarkan
• 5.2 Menganalisis unsur-unsur syair yang diperdengarkan
• 6.1 Menceritakan kembali secara lisan isi cerpen
• 6.2 Menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi dan suasana/irama yang dibangun
• 7.1 Menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen
• 7.2 Menganalisis nilai-nilai kehidupan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen
• 8.1 Menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca
• 8.2 Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami
• 13.1 Menerangkan sifat-sifat tokoh dari kutipan novel yang dibacakan
• 13.2 Menjelaskan alur peristiwa dari suatu sinopsis novel yang dibacakan
• 14.1 Membahas pementasan drama yang ditulis siswa
• 14.2 Menilai mementasan drama yang dilakukan oleh siswa
• 15.1 Mengidentifikasi kebiasaan, adat, etika yang terdapat dalam buku novel angkatan 20-30- an
• 15.2 Membandingkan karakteristik novel angkatan 20-30- an
• 16.1 Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca
• 16.2 Menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata

Kompetensi sastra di SMA/MA adalah agar siswa mampu
• 5.1 Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman
• 5.2 Mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman
• 6.1 Mengemukakan hal-hal yang menarik atau mengesankan dari cerita pendek melalui kegiatan diskusi
• 6.2 Menemukan nilai-nilai cerita pendek melalui kegiatan diskusi
• 7.1 Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat
• 7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari
• 8.1 Menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
• 8.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
• 13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman
• 13.2 Menjelaskan hal-hal yang menarik tentang latar cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman
• 14.1 Membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi
• 14.2 Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat melalui diskusi
• 15.1 Mengidentifikasi karakteristik dan struktur unsur intrinsik sastra Melayu klasik
• 15.2 Menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik
• 16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar)
• 16.2 Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa,latar)
• 5.1 Mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama
unakan gerak-gerik, mimik, dan intonasi, sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama
• 15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh
• 15.2 Membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan dengan hikayat
• 16.1 Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama
• 16.2 Menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama
• 5.1 Menanggapi pembacaan penggalan novel dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan
• 5.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel
• 6.1 Menanggapi pembacaan puisi lama tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
• 6.2 Mengomentari pembacaan puisi baru tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
• 7.1 Membacakan puisi karya sendiri dengan lafal, intonasi, penghayatan dan ekspresi yang sesuai
• 7.2 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen
• 8.1 Menulis resensi buku kumpulan cerpen berdasarkan unsur-unsur resensi
• 8.2 Menulis cerpen berdasarkan kehidupan orang lain (pelaku, peristiwa, latar)
• 13.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama yang dididengar melalui pembacaan
• 13.2 Menyimpulkan isi drama melalui pembacaan teks drama
• 14.1 Membahas ciri-ciri dan nilai-nilai yang terkandung dalam gurindam
• 14.2 Menjelaskan keterkaitan gurindam dengan kehidupan sehari-hari
• 15.1 Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi kontemporer melalui kegiatan membaca buku kumpulan puisi komtemporer
• 15.2 Menemukan perbedaan karakteristik angkatan melalui membaca karya sastra yang dianggap penting pada setiap periode
• 16.1 Memahami prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai
• 16.2 Menerapkan prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai untuk mengomentari karya sastra

25. Bagaimana mengaitkan kompetensi sastra dengan pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa?
• Pendidikan adalah proses pewarisan dan pengembangan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa pada masa yang akan datang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat. Apabila dikaitkan dengan kompetensi sastra, guru seyogianya mampu menanamkan, memunculkan, dan mengembangkan nilai-nilai pendidikan dan budaya karakter bangsa sesuai dengan kompetensi sastra yang diajarkan. Nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa, berfokus pada (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar